Minggu, 21 Maret 2010

Manfaat lain nginap di Rumah sakit






Aku seorang karyawan di salah satu perusahaan swasta. Di umur ini 40 tahun aku bekerja sebagai tenaga administrasi. Pemilik perusahaan ini adalah teman ayahku sehingga aku tidak sukar bekerja di perusahaannya. Aku betah bekerja selama 5 tahun dengan gaji yang layak untuk dapat menghidupi keluargaku. Isteriku bekerja sebagai seorang Guru sebuah Taman Kanak-kanak di kota kami.

Kami mempunyai 2 putra, Alimin, 10 tahun dan Sidik 8 tahun. Mereka mengikuti pendidikan di sebuah SD yang tidak jauh dari rumah kami. Rumah sederhana ini adalah pemberian dari ayahku. Aku bersyukur kepada Tuhan bahwa keluarga kami diberkati keadaan tubuh yang sehat dan hidup layak. Untuk transporatasi sehari-hari kami menggunakan sebuah sepeda motor yang kami beli dengan mencicil. Setiap pagi aku mengantar isteriku ke tempat tugas dan anak-anak pergi ke sekolah mereka dengan berjalan kaki.

Suatu hari ketika bangun tidur aku merasa tubuhku lemas, sedikit demam, padahal kemarin aku masih sehat. Pulang dari kantor tubuhku makin demam. Aku berobaat kepada seorang dokter praktik umum yang terdekat dengan rumah kami. Aku dianjurkan agar dilakukan pemeriksaan darah. Hasil pemeriksaan darahku, menunjukkan aku menderita Tipes. Dokter menyarankan agar aku dirawat di Rumah Sakit. Setelah berunding dengan keluargaku, aku dirawat di Rumah Sakit Umum di kotaku. Beruntung bos-ku bersedia membiayaiku perawatan di RS.

Ah…ternyata menjadi pasien ternyata tidak enak. Badan demam, lesu, tidak selera makan dan yang lebih parah lagi aku tidak dapat berkumpul untuk sementara dengan keluargaku. Setiap sore isteri dan kedua anak kami menengok aku di Rumah Sakit. Demam akan muncul ketika sore hari dan malam hari, pada pagi hari demam menurun. Aku minum beberapa macam obat yang diberikan oleh dokter Herman yang merawatku.

Sakit dapat diderita oleh siapa saja. Kalau bisa jangan sakit sebab sakit pada saat ini merupakan suatu kemewahan bagi kebanyakan orang. Biaya berobat atau perawatan di Rumah Sakit akan banyak menyedot biaya.

Berbaring di bed dalam waktu beberapa hari membuat aku tidak betah. Dari pada aku membuang waktu aku akan mencoba menukis dikala aku tidak demam.

“Santi, tolong bawakan aku sebuah buku dan sebuah ballpoint untuk aku menulis,” kataku kepada suatu sore kepada usteriku.

“Pak untuk apa?” jawab isteriku.

“Aku ingin menulis di kala aku tidak demam. Aku tidak betah kalau diam saja berbaring menunggu aku sembuh.” Aku menjawab.

Isteriku berkata lagi “Menulis? Tumben kalau di rumah tidak biasanya bapak menulis. Iya sudah besok aku bawakan. Semoga tulisan bapak dapat berguna.”

Sepulang mereka membesuk aku sore itu dan melahap jatah makan malam aku teringat akan sebuah kata yang aku baca dari sebuah buku yang berbunyi demikian ”Menulis adalah salah satu cara untuk menghilangkan Stres.”

Stres? Benar, aku mengalami Stres juga dikala aku di rawat di Rumah Sakit ini.
Aku mencoba menulis, tetapi mau menulis apa? Akhirnya aku menulis Diary, sebuah catatan harian selama aku masuk Rumah Sakit ini. Tidak terasa tulisanku sudah mencapai sepuluh halaman buku tulis yang diberikan oleh isteriku. Kecapean aku menulis, membuatku tertidur dengan lelap. Aku bangun keesokan harinya dengan badan agak segar. Demamku sudah tidak ada lagi setelah aku dirawat selama 4 hari.

Ketika Dokter Herman datang memeriksaku pagi itu, aku bertanya apakah aku sudah boleh pulang? Setelah melihat catatan grafik suhu tubuhku yang sudah normal, ia berkata “Pak Abidin, besok bapak boleh pulang.”

Ah…betapa senangnya. Aku sudah boleh pulang berarti aku sudah mulai sembuh, meskipun dokter menyarankan agar aku perlu istirahat 1-2 hari lagi di rumah. Isteriku dan kedua putra kami juga gembira, kalau aku sudah boleh pulang ke rumah besok pagi.

Sepulang dari Rumah Sakit, kebiasaanku membuat tulisan semakin gemar aku lakukan. Bahkan aku belajar dari teman sekantor untuk membuat sebuah Blog di Internet. Dari Buku-buku panduan yang aku pinjam dari temanku ini, aku mulai membuat sebuah Blog pribadi. Artkel-artikel yang aku posting ke Blog-ku berkisar antara pengalaman-pengalaman yang aku alami sejak kecil samai aku berkeluarga.

Aku membeli sebuah Laptop bekas untuk menunjang penulisan Blog di Internet. Kegiatan mengakses Internet ini mempunyai hikmah lain yaitu aku jadi dapat berkomunikasi dengan teman-teman seolah ku semasa di SMU melalui email. Di kala senggang kedua putra kami juga ikut belajar Internet.

Aku bermimpi suatu saat kelak aku dapat membeli sebuah Laptop lagi agar keluarga kami dapat mengakses Internet. Pendidikan anak-anak kami juga akhirnya nanti akan mempergunakan komputer / Laptop. Isteriku yang semula tidak menyetujui rencanaku, akhirnya juga ikut menikmati browsing di Internet untuk mencari berita atau hiburan.

Ternyata hikmah dari aku nginap di Rumah Sakit adalah keluarga kami rajin menggunakan Laptop dan mengakses Internet.

Mirip slogan Coca-cola, Internet dapat dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja alias 24 jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar