Selasa, 23 Maret 2010

Menolak rejeki






Sebagai salah seorang karyawan suatu perusahaan swasta, aku berpenghasilan cukup memadai untuk menghidupi keluargaku dengan seorang isteri dan seorang putri.

Pada musim hujan seperti sekarang, rumput liar mudah sekali tumbuh di halaman depan rumah kami dan di tepi trotoar. Pada hari libur / Minggu saya sering membersihkan halaman dan mencabuti rumput di halaman depan. Sudah setahun cat pagar rumah kami sudah banyak yang terkelupas akibat teriknya sinar matahari dan derasnya air hujan yang turun saat ini.

Terpikir olehku untuk meminta seseorang yang dapat mengerjakan pekerjaan itu. Aku teringat kepada Pak Kosim yang sering datang untuk meminta pekerjaan kepada kami. Pak Kosim, 35 tahun dan isterinya bekerja sebagai penunggu sebuah kantor swasta di dekat rumah kami. Tugasnya menunggui Kantor itu, membersihkan dan menyediakan air minum untuk ara karyawan yang bekerja di kantor tsb. Pekerjaannya tidak berat, sehingga ada banyak waktu bagi Pak Kosim untuk mengerjakan pekerjaan sambilan di saat senggangnya.

Uang tabungan Pak Kosim sering dibelanjakan untuk membeli sebuah sepeda bekas dan kemudan dijual lagi bila dirasa ada keuntungan. Di depan kantor tempat ia bekerja ada banyak orang yang berjualan sepeda dan barang-barang rumah tangga lainnya.

Suatu hari Sabtu pagi ketika saya akan pergi ke tempat pekerjaan saya, saya sengaja mengunjungi Pak Kosim. Kebetulan Pak Kosim sedang menyapu halaman kantor tempat ia bekerja.

“Pak Kosim, ada pekerjaan nih. Bisa bantu saya?” saya berkata kepada Pak Kosim.

Pak Kosim menjawab “ Wah senangnya saya kalau dapat pekerjaan sambilan. Kapan Pak? “

Saya berkata lagi “Kalau ada waktu datanglah besok pagi ke rumah kami. Tugas Pak Kosim mencat pagar halaman rumah kami dan mencabuti runput liar di tepi trotoar.”

Saya pikir Pak Kosim akan menyanggupi permintaan saya, tetapi jawaban Pak Kosim ternyata katanya ia harus mengantar isterinya ke rumah salah satu saudaranya yang sedang sakit sehingga ia tidak dapat bekerja di rumah kami. Kalau hari kerja, Pak Kosim menjawab tidak bisa sebab ada tugas dari tempat ia bekerja. Entah tugas apa. Jadi Pak Kosim saat ini hanya dapat bekerja pada hari Minggu saja.

Saya pikir hari Minggu pagar rumah kami selesai di cat kembali, Jadi cukup hanya kerja 1 hari saja, tetapi ternyata Pak Kosim tidak mau mengerjakan tugas tsb. Padahal dengan bekerja sambilan di rumah kami ia akan mendapat uang ekstra bagi keluarganya.

Saya membatin berbuat kebaikan juga tidak mudah ya.
Akhirnya saya putuskan untuk mencari seorang Tukang yang mau bekerja keesokan harinya yaitu pada hari Minggu. Ternyata Pak Sidik menyanggupi untuk bekerja di rumah kami pada hari Minggu itu. Rejeki yang semula akan diberikan kepada Pak Kosim akhirnya berpindah ke tangan Pak Sidik. Sejak itu kalau ada perkerjaan di rumah kami, saya ogah minta bantuan Pak Kosim lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar