Senin, 17 Agustus 2009

Cat Rambut


“Rina, sudah waktunya sekolah. Kok belum ganti pakaian?“ Ibu Rina dari Dapur bertanya kepada anak gadisnya, Rina 15 tahun.
“Aku tak mau sekolah, Bu” jawab Rina.
“Apakah hari ini libur?” Ibu Rina bertanya lagi.
“Hari ini tidak libur, Bu” jawab Rina.

Ibu Rina masuk ke Ruang Makan dan bertanya lagi “Kalau tidak libur mengapa kamu tidak mau ke sekolah?”
Ketika Ibu Rina melihat rambut dan wajah Rina, ia terkejut “Rina mengapa warna rambutmu berubah menjadi Coklat dan mengapa wajahmu bengkak. Ada apa nak?”

Rina diam tidak menjawab pertanyaan Ibunya.
Pak Abidin, ayah Rina masuk ke Ruang Makan hendak sarapan sebelum berangkat ke Kantor.
“Ada apa, Bu. Pagi-pagi kok sudah ramai begini?” kata Pak Abidin.
“Itu lho Rina tidak mau ke sekolah dan wajahnya bengkak?” sahut Ibu Rina.
“Astaga kau apakan rambutmu dan mengapa wajahmu bengkak, Rina?” Pak Abidin kaget. Kemarin warna rambut Rina masih Pink di sebelah kiri kepala Rina, sekarang rambutnya berubah menjadi Coklat semua.

Ibu Rina berkata “Rina telah mengubah warna rambutnya menjadi Coklat tanpa minta ijin kepadaku. Ia mencat rambutnya sendiri. Sekarang wajahnya juga berubah menjadi bengkak.”

Pak Abidin reda kagetnya dan berkata “Jaman sekarang warna rambut bisa berubah setiap hari seenaknya. Jaman dulu warna rambu manusia berubah hanya menjadi 3 warna seumur hidupnya: Hitam, Kelabu dan Putih.” Pak Abidin menggeleng-gelengkan kepalanya sambil sarapan.
“Bu, kau antarlah Rina berobat ke Dokter Stefen” kata Pak Abidin kepada isterinya.

Setelah sarapan ibu Rina mengantar Rina berobat ke Dokter Stefen, tetangga di sebrang jalan.
“Mari masuk, Bu” kata Dokter Stefen.
“Siapa yang mau berobat?”
“Saya mengantar putri kami, Rina” sahut Ibu Rina.

Dokter Stefen melihat Rina dan berkata” Wajah dan kelopak mata kirimu bengkak. Kau apakan wajahmu Rin?”
“Kemarin Rina merubah warna rambutnya menjadi Coklat semua. Kemarin dulu warna rambutnya Hitam dan Pink di sebelah kiri. Ia mencat rambutnya sendiri, Dok” sahut Ibu Rina.

“Rina mencat sendiri? Mengapa tidak pergi ke Salon?” Dokter Stefen bertanya.
“Rina membeli cat rambut merk tertentu dan ia langsung mencat rambutnya di rumah” kata Ibu Rina.
“Mari, saya periksa dahulu” kata Dokter.

Setelah memeriksa rambut dan wajah Rina, Dokter berkata ”Ini Contact dermatitis.”
“Apa artinya , Dok? Tanya Ibu Rina.
“Rina menderita peradangan kulit akibat kulitnya bersentuhan atau kontak dengan sesuatu zat, dalam hal ini Cat rambut merk tertentu dan kulit Rina tidak tahan dengan Cat rambut merk itu “ sahut Dokter Stefen.
“Hati-hati Rin, kalau mencat Rambut. Kelopak mata kirimu juga bengkak dan beruntung mata kiri tidak apa-apa” kata Dokter Stefen.

“Kau dengar, Rin ucapan Dokter. Lain kali tak usahlah kau cat rambutmu. Kau sudah cantik tanpa merubah warna rambutmu.” Ibu Rina menasihati putrinya.
“Ah…Ibu, Rina kan ingin lebih menarik. Lagi ngetrend sih” sahut Rina dengan gaya anak muda.

“Ini resepnya, Bu. Saya beri Rina Krim kulit anti peradangan, oleskan di kulit wajah yang bengkak di pagi dan sore hari, setelah mandi dan ada 1 macam tablet anti peradangan yang harus diminum sehari 3 kali 1 tablet sehabis makan. Jangan menggunakan Cat rambut merk itu lagi, Rin” kata Dokter Stefen kepada Rina.

“Aku tak mau sekolah dulu, Bu. Aku malu kepada teman-temanku.”
“Baiklah, saya beri Surat Keterangan Sakit selama 2 hari” kata Dokter Stefen.

Dua hari kemudian bengkak di wajah dan kelopak mata kiri Rina menghilang dan wajah Rina cantik kembali. Rina kapok mencat Rambutnya lagi. Gara-gara ulahnya sendiri ia tidak masuk sekolah selama 2 hari dan itu menyebabkan Rina harus menyalin semua catatan mata pelajaran dari temannya ketika ia tidak sekolah.-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar