Senin, 27 Juli 2009

Si Dora

Sejak anjing Labardor kami si Bona meninggal akibat usia lanjut, keluarga kami memelihara seekor anjing betina jenis Rottweiler, namanya si Dora. Umur si Dora sudah 3 tahun, umur yang sulit untuk dilatih kebiasaan sehari-hari. Kami mendapatkan si Dora dari adik ipar kami di Jakarta. Ia memelihara 6 ekor anjing ras yang berasal dari Jerman ini. 

Karena usianya yang sudah 3 tahun kami mendapat kesulitan untuk melatih bila si Dora ingin buang air besar atau kecil. Sering kali kami membiarkan ia berangin-angin di halaman depan rumah, sambil menjaga kalau-kalau ada tamu yang datang ke rumah kami, ia tentu akan menyalak ketika ia melihat ada orang asing yang masuk ke halaman rumah. Kami tidak pernah merantai anjing peliharaan kami kecuali kalau sedang dimandikan, sehingga anjing-anjing peliharaan kami tidak galak kalau melihat tamu datang.

Sudah lima bulan si Dora berada di rumah kami. Dora agak bandel kalau di panggil untuk pergi ke halaman belakang rumah, ketika ada tamu di rumah kami. Rupanya ia lebih senang dekat dengan kami. Sekali waktu saya kedatangan tamu, dan mereka takut ada anjing hitam yang berbadan besar ini. Aku panggil Dora agar mau pergi ke halaman belakang rumah kami, tetapi ia lebih senang berbaring di lantai ruang keluarga kami. Aku mencoba mengangkatnya agar ia mau pindah ke halaman belakang, tetapi ia bahkan menolak berdiri atau bangun dari tempatnya. Ah… berat sekali badannya, mungkin beratnya sekitar 45 kg. Akhirnya aku pancing ia dengan sepotong telur rebus. Pancinganku berhasil, ia segera mendekati tanganku dan mau dibimbing pindah ke halaman belakang rumah. Aku geli, rupanya anjing juga masih bisa diakalin dengan makanan yang ia sukai.

Karena usianya yang sudah cukup untuk dikawinkan kami membawanya ke rumah salah seorang yang mempunyai anjing Rottweiler. Ia bernama Charles, suatu nama yang keren juga. Mirip nama seorang pangeran Inggris. Sering kali aku mendengar nama seekor anjing diberi nama yang mirip dengan nama seorang manusia. Dora kami tingalkan di rumah pemilik Charles selama 3 hari agar mereka mau berkenalan dan mau kawin selama alami. 3 hari kemudian aku dan isteriku mengunjungi rumah relasi kami. Tuan dan Nyonya rumah sedang keluar rumah sehingga kami hanya dapat bertemu dengan 2 orang pembantu mereka. Kami bertanya kepada mereka apakah si Dora dan si Charles mau kawin dalam waktu 3 hari ini. Mereka menjawab, rasanya mereka hanya bermain-main saja dan mereka tidak pernah mereka melihat anjing-anjing itu kawin. Akhirnya kami membawa pulang kembali si Dora ke rumah kami tanpa ada hasil perkawinan dengan si Charles. Kemungkinan besar si Dora belum saat subur yang ditandai dengan keluarnya darah dari alat kelaminnya.

Anjing jenis Rottweiler jarang menyalak, tetapi bila ia menyalak pasti ada sesuatu yang tidak beres. Sesekali si Dora juga menyalak ketika mendengar suara tukang Baso melewati rumah kami dengan membunyikan pikulannya. Bila ada tamu dan kami membukakan pintu, Dora juga acuh saja. Mungkin ia menganggap tuan rumah sudah mengetahui kedatangan seseorang masuk ke dalam rumah. Dora berbaring di lantai dan hal ini menyebabkan tamu kami tidak berani masuk ke dalam ruang tamu, karena katanya ia takut ada anjing yang besar. Kami mengatakan jangan takut. Selama anda tidak bermaksud jelek, anjing kami tidak akan menyerang anda. Padahal si Dora itu acuh tak acuh bila ada tamu datang. Sifatnya ini agak tidak biasanya seperti anjing-anjing lain yang kami pelihara. Kalau kami memeliharanya sejak ia berumur 3 bulan, mungkin kami dapat melatihnya dengan baik. Kalau sudah 3 tahun sulit melatihnya, karena ia juga mempunyai sifat bandel, tidak menuruti kehendak tuan rumah, kecuali dipancing dengan sedikit makanan.

Suatu pagi setelah isteriku meninggalkan rumah menuju tempat kerjanya, aku melepaskan si Dora di halaman depan rumah. Pintu pagar diselot bagian atasnya saja sehingga tamu masih dapat membuka pintu itu dari arah luar rumah. Tiba-tiba aku mendengar suara bel pintu berdering yang berarti ada seseorang yang berdiri di depan rumah kami. Aku segera menghampiri pintu rumah yang mempunyai pintu lain yaitu pintu besi yang dianyam jarang-jarang untuk ventilasi udara. Aku melihat seroarng relasi berdiri di depan pintu tadi dan di sebelah kanannya duduk seekor anjing warna hitam dengan manisnya.

Aku bertanya kepada relasiku “ Apakah anda datang dengan membawa anjing ini?”
Relasiku, Pak Saelan berkata “ Tidak. Ini kan anjing anda sendiri.”
“Astaga.” Aku berseru, kok si Dora tidak menyalak ketika ada orang asing masuk ke halaman rumah? Apa ia disuap dengan makanan oleh tamuku ini? Ternyata tamuku ini semula ragu-ragu ketika melihat ada seekor anjing hitam besar, tetapi ketika pintu halaman terbuka dan anjing tadi tidak menyalak, ia berani memasuki halaman rumah kami.
Ia berkata “Anjing anda baik ya. Tidak menggigit saya.”
Dalam hati aku berkata “Wah anjing ini tidak bisa jaga rumah sama sekali. Ada orangpun ia diam saja, padahal ia tidak bisu. Ia bisa menyalak tetapi tetapi kali ini kok diam membisu.”

Aku mengatakan kejadian ini kepada isteriku setelah tamuku pulang. Isteriku malah terbahak-bahak ketika mendengar kisah si Dora ini. Anjing ini kok diam saja ketika ada orang asing masuk ke rumah. Seminggu kemudian si Dora kami antarkan kembali ke Jakarta. Disana ia dihamili oleh Rottweiler jantan yang ada di kennel adik iparku. Dora hamil dan mempunyai 5 ekor puppies yang sehat-sehat. Kami memelihara sepasang anjing ras Cow-cow, yang kami terima dari saudara kami yang lain. Mereka banyak menyalak bila ada tamu yang datang. Ini baru anjing namanya.

1 komentar: